Belum lama ini, ramai kabar bahwa sejumlah pengusaha asal Korea Selatan (Korsel) ingin bertemu dengan Prabowo Subianto.
Apa yang sebenarnya adukan oleh para pengusaha Korsel tersebut? Apakah ada masalah investasi atau kebijakan yang menghambat bisnis mereka di Indonesia?
Korea Selatan merupakan salah satu mitra investasi terbesar Indonesia. Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi dari Korsel pada 2023 mencapai US$ 2,4 miliar, terutama di sektor manufaktur, energi, dan teknologi.
Beberapa perusahaan besar asal Korsel yang beroperasi di Indonesia antara lain:
- Hyundai (industri otomotif)
- LG (elektronik dan baterai kendaraan listrik)
- Samsung (teknologi dan manufaktur)
- POSCO (baja dan industri berat)
Birokrasi yang Rumit dan Lama
Banyak pengusaha Korsel mengeluhkan proses perizinan yang berbelit-belit, mulai dari izin usaha, pembangunan pabrik, hingga perpanjangan izin kerja. Hal ini kerap menghambat ekspansi bisnis mereka.
Ketidakpastian Regulasi
Perubahan kebijakan yang tiba-tiba, seperti aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan pajak impor, membuat investor kesulitan beradaptasi.
Infrastruktur yang Belum Optimal
Meski Indonesia terus membangun infrastruktur, beberapa kawasan industri masih kekurangan listrik, jalan, dan pelabuhan yang memadai, sehingga meningkatkan biaya logistik.
- Mencari Solusi Atas Kendala Investasi
- Mereka berharap Prabowo bisa menjadi jembatan dengan pemerintah untuk menyederhanakan birokrasi.
- Ekspektasi Kebijakan yang Lebih Kondusif
- Jika Prabowo terpilih menjadi presiden, para investor berharap ada stabilitas regulasi yang lebih baik.
- Peluang Investasi di Sektor Pertahanan & Teknologi
- Prabowo sebagai Menhan memiliki koneksi kuat di industri pertahanan, yang juga diminati perusahaan Korsel seperti Hanwha Defense.
Apa Respons Prabowo?
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Prabowo mengenai pertemuan ini. Namun, sebagai politisi yang mendukung iklim investasi, besar kemungkinan ia akan mendengarkan aspirasi para investor asing, termasuk dari Korsel.
Keinginan pengusaha Korsel bertemu Prabowo menunjukkan bahwa ada masalah serius dalam iklim investasi Indonesia. Pemerintah perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki birokrasi, memberikan kepastian hukum, dan meningkatkan infrastruktur agar Indonesia tetap menjadi primadona investasi asing.