Di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok, nasib pedagang kelapa parut justru semakin sulit. Banyak dari mereka mengeluh karena pembeli berkurang drastis, sehingga omzet harian anjlok. Padahal, kelapa parut merupakan bahan penting untuk berbagai kuliner tradisional seperti kue, rendang, dan aneka hidangan lainnya.
Lalu, apa penyebabnya? Bagaimana dampaknya terhadap kehidupan para pedagang? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Penyebab Menurunnya Pembeli Kelapa Parut
1. Harga Kelapa Mentah yang Melambung
Harga kelapa mentah terus meroket, membuat biaya produksi kelapa parut semakin tinggi. Akibatnya, pedagang terpaksa menaikkan harga jual, sehingga banyak konsumen beralih ke alternatif lain atau mengurangi pembelian.
2. Persaingan dengan Produk Kemasan
Kini, banyak rumah tangga dan pelaku usaha memilih kelapa parut kemasan yang praktis dan tahan lama. Meski harganya lebih mahal, kemudahan penyimpanan menjadi alasan kuat konsumen beralih dari kelapa parut tradisional.
3. Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat
Generasi muda kini lebih memilih makanan cepat saji atau instan, yang jarang menggunakan kelapa parut. Hal ini mengurangi permintaan akan produk tersebut.
Dampak pada Pedagang Kelapa Parut
1. Omzet Turun Hingga 50%
Banyak pedagang mengaku pendapatannya merosot tajam. Jika sebelumnya bisa mendapatkan Rp 200.000–300.000 per hari, kini hanya sekitar Rp 100.000 atau bahkan kurang.
2. Banyak yang Beralih Profesi
Karena tidak lagi menguntungkan, sebagian pedagang memilih menjual produk lain atau beralih menjadi buruh serabutan.
3. Ketahanan Usaha Kian Lemah
Tanpa solusi jangka panjang, bisnis kelapa parut tradisional terancam punah. Padahal, ini adalah salah satu usaha kecil yang menopang perekonomian masyarakat menengah ke bawah.
Adakah Solusi untuk Bangkit Kembali?
1. Diversifikasi Produk
Pedagang bisa mencoba menjual olahan kelapa lainnya, seperti minyak kelapa, santan instan, atau camilan berbahan dasar kelapa.
2. Manfaatkan Pemasaran Digital
Dengan mempromosikan produk melalui media sosial atau e-commerce, pedagang bisa menjangkau pasar lebih luas.
3. Bantuan Pemerintah
Program bantuan modal atau pelatihan usaha kecil dapat membantu pedagang bertahan di tengah krisis.
Kesimpulan
Nasib pedagang kelapa parut memang memprihatinkan. Namun, dengan inovasi dan dukungan dari berbagai pihak, bisnis ini masih memiliki peluang untuk bertahan dan bangkit kembali.