Konflik antara Israel dan Gaza kembali memanas setelah serangkaian ketegangan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah Israel baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengerahkan 10.000 pasukan cadangan guna memperkuat serangan ke Jalur Gaza
- Grup militan seperti Hamas dan Islamic Jihad terlaporkan terus meluncurkan roket ke wilayah Israel.
- Israel menegaskan bahwa operasi militer ini bertujuan untuk melumpuhkan kemampuan ofensif kelompok tersebut.
✔ Eskalasi Kekerasan – Pertempuran dapat meluas dan memicu korban sipil lebih banyak.
✔ Respons Internasional – Negara-negara dunia mungkin akan menyerukan gencatan senjata.
✔ Krisis Kemanusiaan di Gaza – Blokade dan serangan dapat memperburuk kondisi warga Palestina.
- PBB menyerukan de-eskalasi dan perlindungan warga sipil.
- AS mendukung hak Israel untuk membela diri tetapi memperingatkan agar operasi tidak memperparah krisis kemanusiaan.
- Negara-Negara Arab mengecam serangan Israel dan mendorong intervensi internasional.
Dengan dikerahkannya pasukan cadangan, Israel tampaknya bersiap untuk operasi besar-besaran. Namun, konflik yang berkepanjangan berisiko memicu perlawanan lebih sengit dari kelompok militan Palestina.
Eskalasi militer ini berpotensi memperpanjang lingkaran kekerasan di Timur Tengah. Masyarakat internasional terus memantau perkembangan dan mendorong solusi damai.
Israel juga telah memblokir semua kiriman bantuan ke Gaza, Palestina sejak 2 Maret. Langkah itu memicu peringatan dari PBB terkait potensi bencana kemanusiaan.
Israel melanjutkan operasi besar di Gaza, Palestina, 18 Maret 2025. Lanjutan agresi itu lakukan tengah kebuntuan atas gencatan senjata yang telah berlangsung dua bulan.