Ketika berbicara tentang konsumsi daging merah, dua jenis yang paling populer di Indonesia adalah daging kambing dan daging sapi. Keduanya kaya akan protein dan zat besi, namun sering menjadi perhatian karena kandungan lemak jenuh dan kolesterol. Pertanyaannya, mana yang sebenarnya lebih tinggi kolesterolnya? Mari kita telusuri lebih dalam.
Kandungan Gizi: Sekilas Perbandingan
Sebelum membahas kolesterol, penting untuk memahami kandungan gizi dasar dari kedua jenis daging ini:
Komponen (per 100 gram) | Daging Sapi (tanpa lemak) | Daging Kambing (tanpa lemak) |
---|---|---|
Kalori | ± 250 kal | ± 143 kal |
Protein | ± 26 gram | ± 27 gram |
Lemak total | ± 15 gram | ± 3 gram |
Lemak jenuh | ± 6 gram | ± 1 gram |
Kolesterol | ± 90 mg | ± 75 mg |
Dari tabel di atas, tampak bahwa daging kambing mengandung lebih sedikit lemak total dan lemak jenuh dibandingkan daging sapi. Ini menjadi poin penting karena lemak jenuh berkaitan erat dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Jika Anda harus memilih antara daging kambing dan sapi, para ahli gizi menilai bahwa daging kambing adalah pilihan yang lebih baik. Alasannya karena kambing cenderung kembangbiakkan secara alami dan hanya mengonsumsi rumput dan dedaunan lainnya. Sementara, sapi umumnya ternak dalam kapasitas industri besar karena permintaan yang tinggi. Sehingga, sapi industri seringkali terberi pakan yang mengandung bahan kimia.
Karena kambing diberi makan rumput, dagingnya mengandung lemak omega-3. Rasio omega-3 hingga omega-6 dalam daging kambing cukup banyak dan baik untuk kesehatan jantung.
Secara umum, hewan yang terberi makan rumput menghasilkan potongan daging dengan kualitas yang lebih baik, dan karenanya lebih bergizi dan lebih sehat daripada daging sapi.
Jika berbicara murni dari aspek kolesterol dan lemak, daging kambing lebih rendah kolesterol dan lemak jenuh bandingkan daging sapi. Namun, penting untuk diingat bahwa porsi dan cara memasak memiliki pengaruh besar terhadap manfaat atau risiko dari konsumsi daging merah.
Dengan konsumsi yang bijak, kedua jenis daging ini tetap bisa menjadi bagian dari diet sehat Anda.