Rumahbintang.id –China sedang merangkul kecerdasan buatan dalam upaya menjadi negara adidaya teknologi pada 2030. Apa saja tantangan yang mereka hadapi?
Bocah delapan tahun berupaya mengalahkan robot yang tenaga kecerdasan buatan dalam permainan catur.
Ini bukan adegan di ruang ekshibisi atau laboratorium AI.
Robot itu berada di atas meja kopi di sebuah apartemen di Beijing—tempat tinggal Timmy.
Pada malam pertama robot itu tiba, Timmy memeluk teman barunya sebelum tidur. Dia masih menimbang-nimbang nama yang tepat untuk robot itu.
“Dia seperti guru kecil atau teman kecil,” ujar Timmy.
Timmy kemudian menunjukkan kepada ibunya langkah selanjutnya yang dia pilih di papan catur.
Beberapa saat kemudian, robot itu bersuara: “Selamat! Kamu menang.”
Mata bulat si robot berkedip di layar dan ia mulai menyusun kembali bidak-bidak catur untuk permainan baru.
“Aku sudah melihat kemampuanmu, aku akan bermain lebih baik lain kali,” kata si robot dalam bahasa Mandarin:
China sedang merangkul kecerdasan buatan dalam upaya menjadi negara adidaya teknologi pada tahun 2030.
DeepSeek, chatbot terobosan asal China yang menarik perhatian dunia pada bulan Januari, hanyalah permulaan dari ambisi tersebut.
Dana besar mengalir ke perusahaan-perusahaan AI yang mencari modal tambahan sehingga muncul persaingan domestik.
Ada lebih dari 4.500 perusahaan yang mengembangkan dan menjual AI.
Berbagai sekolah di ibu kota Beijing akan memperkenalkan mata pelajaran AI bagi siswa sekolah dasar dan menengah pada akhir tahun ini.
Banyak universitas bahkan menambah kuota mahasiswa untuk jurusan AI.