Belakangan ini, harga ayam hidup dan ayam potong mengalami penurunan signifikan, bahkan berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini membuat peternak ayam, terutama skala kecil dan menengah, mengalami kerugian besar.
Berapa Harga Ayam Saat Ini?
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, harga ayam hidup di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara turun hingga Rp 25.000 – Rp 28.000 per kg, padahal HET ayam hidup sekitar Rp 32.000 per kg. Sementara itu, harga ayam potong di pasar tradisional juga turun menjadi Rp 35.000 – Rp 38.000 per kg, jauh di bawah HET Rp 42.000 per kg.
Penyebab Turunnya Harga Ayam
Beberapa faktor yang memicu penurunan harga ayam antara lain:
- Overproduksi – Pasokan ayam di pasaran melimpah akibat tingginya produksi peternak.
- Penurunan Daya Beli – Masyarakat mengurangi konsumsi protein hewani karena tekanan ekonomi.
- Impor Daging Ayam – Masuknya produk impor turut menekan harga ayam lokal.
- Distribusi Tidak Merata – Ketimpangan pasokan antar daerah menyebabkan harga tidak stabil.
Dampak pada Peternak
Banyak peternak mengeluh karena biaya produksi (pakan, listrik, tenaga kerja) tetap tinggi, sementara pendapatan menurun drastis. Beberapa dampak yang terjadi:
- Peternak Kecil Gulung Tikar – Banyak yang terpaksa menjual ternak dengan harga murah.
- Utang Menumpuk – Sebagian peternak kesulitan membayar cicilan modal usaha.
- Pengurangan Produksi – Sejumlah peternak memotong jumlah ternak untuk mengurangi kerugian.
Solusi dan Harapan ke Depan
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah strategis, seperti:
✔ Regulasi Pemerintah – Pengawasan ketat terhadap impor dan stabilisasi harga.
✔ Pembatasan Produksi – Koordinasi antara peternak untuk menyesuaikan pasokan dengan permintaan.
✔ Bantuan Subsidi – Pemerintah bisa memberikan bantuan pakan atau insentif kepada peternak.
✔ Pemasaran Digital – Memperluas penjualan melalui e-commerce untuk menjangkau pasar lebih luas.
Penurunan harga ayam HET adalah masalah serius yang memukul peternak lokal. Tanpa intervensi cepat, banyak usaha ternak bisa bangkrut. Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi peternak, dan pelaku pasar perlu untuk menstabilkan harga dan melindungi peternak dari kerugian lebih besar.